Apa sih yang dirasakan oleh anak yatim piatu?
Oleh
Kategori Kebutuhan
Menurut pembaca, berapa kira-kira jumlah anak yatim piatu di Indonesia? Menurut data yang dihimpun oleh Yatim Mandiri pada tahun 2012, terdapat 3,2 juta tercatat sebagai anak yatim. Artinya, dari 264 juta penduduk Indonesia, 84 juta jiwa diantaranya anak-anak, 3,8 persen merupakan persentase jumlah anak yatim di Indonesia. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari angka tersebut?
Dari fakta diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari 100 anak di Indonesia, 4 diantaranya tidak memiliki orang tua. Apa yang terjadi bila seorang anak kehilangan sosok orang tua? Orang tua adalah sosok terpenting bagi seorang anak. Proses pembelajaran dimulai sejak dini, dan diberikan orang tua kepada anak. Fungsi orang tua pada anak adalah sebagai guru, membantu anak agar bisa mengatasi setiap permasalahan yang muncul. Dimulai dari hal yang terkecil, seperti anak yang sedang belajar jalan oleh orang tua, atau sampai menemani anak belajar untuk menghadapi ujian di sekolah.
Selain sebagai pembimbing, orang tua juga berperan dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak. Dalam keluarga yang sehat, anak akan merasa takut apabila orang tua tidak hadir atau “menghilang” dalam kehidupan mereka. “Menghilang” yang dimaksud bukanlah berarti orang tua yang tiba-tiba menghilang lalu tidak kembali lagi kepada anaknya. Namun, saat orang tua yang berangkat untuk kerja pagi hari, dapat dipersepsikan sebagai “menghilang” oleh anak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat peristiwa anak yang menangis karena tidak mau ditinggal oleh ayahnya ke kantor, walaupun pada sore hari ayah tersebut akan pulang kembali ke rumah dan menemui anak. Anak tersebut menangis bukan karena tidak tahu apakah ayahnya akan pulang sore hari atau tidak, melainkan karena saat itu, anak kehilangan sosok ayah yang dicintainya.
Akan tetapi, bagi anak yatim piatu, kata “menghilang” dalam penjelasan sebelumnya, mereka alami dengan sebenarnya. Mereka kehilangan orang tua yang dicintainya, dan sosok itu tidak akan pernah kembali lagi. Seorang anak menjadi yatim piatu ketika tidak memiliki orang tua lagi. Mungkin, ada beberapa kasus di mana orang tua menelantarkan anaknya dengan sengaja. Namun, secara umum, seorang anak menjadi yatim piatu ketika orang tuanya meninggal. Mereka tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang umumnya didapatkan pada anak. Hal ini tentu berdampak pada perkembangannya. Dalam hal ini, anak yatim piatu termasuk dalam neglected children, yang berdampak pada perkembangan biologis dan psikologis.
Anak yatim piatu seringkali mengalami hambatan dalam pertumbuhan fisik. Hal ini dikarenakan asupan gizi yang kurang. Tidak adanya orang tua yang mengamati perkembangan anak merupakan faktor utama. Jika anak tersebut berada di panti asuhan yatim piatu, tentu terdapat orang tua pengganti yang senantiasa peduli terhadap mereka. Namun, perhatian yang didapatkan anak tentu berbeda karena bukan orang tua kandungnya sendiri.
Selain hambatan fisiologis, anak-anak yatim piatu cenderung mengalami hambatan emosional. Gagalnya fungsi orang tua dalam memberikan perlindungan terhadap anak mengakibatkan anak menjadi sulit mengontrol emosinya. Pada sebuah penelitian terhadap sekelompok anak yatim di Uganda pada tahun 1997, mereka mengalami depresi karena keputusasaannya setelah orang tuanya hilang atau meninggal. Anak-anak tersebut mengalami kesedihan yang mendalam, yang membuat mereka merasa tidak berdaya atas kehidupan mereka sendiri.
Lalu, apa yang bisa kita perbuat sebagai orang lain pada kehidupan mereka? Mungkin, kita tidak bisa mengganti sosok orang tua mereka yang telah hilang. Namun, bantuan dari kita, apapun bentuknya, tentu akan sangat berdampak positif bagi kelangsungan hidup anak yatim. Donasi yang kita berikan ke panti asuhan yang mengurus anak yatim piatu akan sangat membantu kelangsungan hidup mereka. Selain donasi, kehadiran kita dengan menjenguk mereka akan membuat mereka sadar bahwa banyak orang lain yang peduli terhadap mereka.
Dengan hadirnya Kapiler Indonesia menjadi salah satu alternatif terbaik untuk menghubungkan kita dengan anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Selain donasi rutin yang kita berikan setiap bulan, berbagai program pemberdayaan panti asuhan pun digalakkan, demi terwujudnya panti yang berdaya dan mandiri. Berdayakan dan sejahterakan panti asuhan, Panti Go Digital!
Kunjungi website kami di http://kapilerindonesia.com/ dan follow instagram kami di @kapiler_id
Kapilerindonesia
Sumber Badan Pusat Statistik. (2010). Data Sensus Penduduk. Diambil dari https://www.bps.go.id/ Child Development. (n.d.) Diambil dari https://childdevelopmentinfo.com/child-development Child Neglect. (n.d.) Diambil dari https://www.psychologytoday.com/us/conditions/child-neglect Radja, Aditia Maruli. (2013, 1 April). Berapa jumlah anak yatim di Indonesia? Antara News. Diambil dari https://www.antaranews.com/berita/366329/berapa-jumlah-anak-yatim-di-indonesiaSengendo, J., & Nambi, J. (1997). The psychological effect of orphanhood: a study of orphans in Rakai district. Health Transition Review, 7, 105-124.