Kurang Mumpuninya Kapasitas Pengurus Panti

Oleh
Kategori Kunjungan ke Panti Kebutuhan
Panti asuhan sebagai salah satu lembaga tertua yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial di Indonesia, yang memiliki sejarah panjang dan eksistensi hingga saat ini. sejak jaman kolonial Belanda panti asuhan sudah didirikan untuk anak-anak yang kurang beruntung. Tapi apakah dengan banyaknya panti asuhan yang berdiri, sebanding dengan banyaknya orang yang berniat menjadi seorang pengurus atau pengasuh di panti asuhan? Apakah bagi orang yang mau dan siap mengurus panti asuhan sudah punya kapasitas yang cukup ?
Faktanya, hampir di setiap panti asuhan pengurusnya sudah berumur, bahkan ada pula pengurus yang sudah masuk usia pensiun, tapi masih mengurus panti asuhan serta anak-anak di dalamnya. Dan kapasitas pengurus yang ada pun belum mumpuni untuk mengelola panti asuhan agar memiliki nilai lebih dan bisa berkembang.
“Lembaga kesejahteraan sosial yang paling tua adalah panti asuhan. Tapi sayangnya mungkin hampir 90% sumber daya manusia di panti asuhan, jarang sekali yang punya ilmu di bidangnya,” ujar Sekretaris panti asuhan Darul Ilmi Muhammadiyah, Aras Bayu, saat ditemui tim Kapiler.
Sebagai sebuah lembaga yang memiliki peranan besar bagi anak-anak yatim piatu dan dhuafa, sudah seharusnya ada inovasi dari kepengurusan panti asuhan. Karena, bila sistem yang ada terus diberlakukan tanpa adanya evaluasi dan inovasi, panti asuhan tidak akan berkembang. Sehingga asumsi masyarakat bahwa panti asuhan adalah tempat penitipan anak atau tempat pembuangan anak, akan terus melekat.
Kuncinya ada pada pengurus panti asuhan itu sendiri. Mau ada perubahan atau berjalan di tempat dengan sistem yang lama? Tentu setiap pengurus ingin adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Tapi bagaimana caranya? Harus mulai dari mana?
Pada poin ini panti asuhan sangat memerlukan seorang yang memiliki keahlian pada bidang kesejahteraan sosial. Tidak dapat dipungkiri, teori yang mereka dapatkan selama mengenyam pendidikan, pastinya bisa diaplikasikan dan diharapkan bisa relevan dengan permasalahan sosial yang ada di masyarakat.
Seperti salah satu pemuda yang berani mengambil jalan sebagai pengurus di panti asuhan Darul Ilmi Muhammadiyah Depok. Aras Bayu, lulusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Padjadjaran Bandung. Dengan berbekal akademisnya di bidang kesejahteraan sosial, ia pun terjun langsung untuk mencari permasalahan serta solusinya untuk permasalah tersebut.
“Dilihat dari realita yang ada, panti asuhan itu lembaga kesejahteraan sosial tertua dan terbanyak tapi sumber daya manusianya belum baik. Dari situ saya meyakinkan diri, insyaallah ibaratnya kalau kita ada di tempat di mana kita punya kapasitas dan ilmu di sana, dan ikhlas kerjanya, saya yakin perubahan ke arah yang lebih baik pasti bisa terwujud,” tutur Aras.
Kehadirannya di panti asuhan membawa banyak ide baru, energi, dan inovasi untuk membangun panti asuhan, baik secara sistem dan melalui program. Prinsip dan idealismenya yang kuat, mampu menegarkan hati dan menegapkan langkahnya di dunia sosial, khususnya panti asuhan.
Hasilnya, banyak perubahan yang lebih baik di panti asuhan tempat Aras Bayu berkiprah saat ini, di panti asuhan Darul Ilmi Muhammadiyah Depok. Dengan membentuk fondasi kokoh dari para pengurus, serta inisiatifnya untuk bisa menyentuh kehidupan keluarga dari anak asuh panti asuhan, agar tercipta peningkatan kualitas hidup keluarga dari anak asuh. Yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian keluarga.
“Karena seperti ini ya, anak pasti punya keluarga, ada Ibu ada Bapak dan keluarga adanya di masyarakat, otomatis yg namanya masalah sosial pasti berpengaruh ke masalah yang lain, jadi seperti efek domino. Anak punya masalah akan ada impact ke keluarganya. Dengan panti ini kita bisa menyentuh banyak sebenarnya. Keluarganya plus masyarakatnya pun bisa kita sentuh. Kenapa kita tidak coba berdayakan keluarganya. Sampai ada di posisi anak ini tidak harus tinggal di panti,” jelas Aras Bayu.
Sudah sewajarnya para pemuda Indonesia bisa meniru dan mengikuti langkah Aras Bayu, dalam perjuangannya di dunia sosial, khususnya panti asuhan. Karena di tangan pemuda lah adanya perubahan disertai dengan inovasi yang pastinya memiliki jawaban untuk tantangan pada era global ini.
Jika bukan kita siapa lagi? Jika tidak sekarang mau kapan lagi? Yuk kita niatkan dalam hati, bergerak dengan keikhlasan untuk berkontribusi pada masyarakat, dengan turun langsung ke panti asuhan. Bersama Kapiler Indonesia, berdayakan dan sejahterakan panti asuhan. Panti Go Digital!
#KapilerID #PantiGODIGITAL #PantiBerdaya #pantiasuhan #anak-anak #donasi
Febrimantara/Kapilerindonesia