23 11-18

Hari Guru Nasional: Mendidik dengan Hati Demi Masa Kini dan Nanti

avatar

Oleh   Development

Kategori   Kebutuhan

Dunia ini dipenuhi dengan ilmu pengetahuan, mulai dari dasar bumi hingga langit ke tujuh. Semua ilmu tersebut kita dapatkan dari seorang guru, yang selalu siap sedia untuk menjelaskan semuanya kepada kita. Tapi apakah cukup sampai disitu? Apakah dengan semua ilmu pengetahuan mampu membentuk kita menjadi manusia seutuhnya? Peran guru disini tidak hanya sebagai sosok yang memberi ilmu, tapi juga menjadi panutan bagi murid-muridnya, bagaimana menjadi pribadi dengan budi pekerti yang baik. 

Di era yang padat akan informasi bahkan yang tidak bisa dibendung, apakah peran dan nilai seorang guru masih seutuh dulu kala? Tentunya tidak ada yang mampu mengurangi peran dan nilai seorang guru pada perkembangan pendidikan, terutama di Indonesia. karena pada hakikatnya, kita sebagai seorang manusia, sangat diperlukan adanya pendidikan moral, akhlak, budi pekerti, serta rasa cinta kepada negeri yang sering kita sebut dengan nasionalisme.

Hal itu menjadi sangat krusial, mengingat begitu banyak kasus-kasus yang menunjukkan ada kemunduran dari sisi moral, akhlak dan hal lain yang terkait dengan perilaku individu. Kerap muncul kasus pelecehan, penganiayaan, bahkan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh sanak keluarga pun kerap terjadi. Itu menjadi sedikit bukti bahwa adanya ketidakseimbangan pada sisi kejiwaan. Karena seorang manusia yang memiliki pola pikir dan pribadi yang berakhlak mulia, niat untuk berbuat jahat pun bisa di cegah. Karena mereka tahu apa yang baik dan mana yang tidak.

Bukti nyata dengan pernyataan mundurnya moral pada jaman ini, tercatat oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Dilansir dari Nasional.tempo.co berdasarkan data KPAI 40 persen siswa usia 13-15 tahun, pernah mengalami kekerasan fisik oleh teman sebaya, 75 persen siswa mengaku pernah melakukan kekerasan di sekolah, 50 persen anak melaporkan mengalami perundungan (bullying) di sekolah.

Dengan data yang dikeluarkan pihak KPAI tersebut, tentunya ini menjadi warning bagi kita semua. Memilih sekolah dengan lingkungan yang kondusif pun menjadi pertimbangan para orang tua saat ini. jangan sampai sekolah dengan sistem yang baik, fasilitas yang lengkap, namun dengan lingkungan sekolah yang tidak mendukung, potensi terjadinya kekerasan tetap tinggi.

Masa sekolah harusnya dilalui dengan menyenangkan bagi anak-anak. Jangan sampai sekolah menjadi tempat yang menakutkan bahkan menjadi tempat yang dihindari oleh anak-anak.

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan namun tetap padat akan ilmu merupakan suatu kondisi yang diimpikan banyak pihak. Apalagi seorang guru, tentu sangat mendambakan adanya kurikulum yang support dengan kondisi anak jaman ini. Karena selain ilmu yang harus diberikan, pengetahuan tentang budi pekerti pun sudah menjadi kewajiban utama bagi guru.

Sejatinya,wawasan tentang suatu konsen ilmu mungkin lebih mudah ditemui untuk sumber pelajaran yang akan diberikan kepada para siswa/siswi, tapi pelajaran tentang bagaimana bersikap yang baik, akhlak dan budi pekerti yang terpuji serta nasionalisme kepada Indonesia, itu

Semoga dengan diperingatinya Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November nanti, menjadi satu moment adanya perubahan yang lebih baik dan signifikan bagi pendidikan di Indonesia.

 

Febrimantara/Kapilerindonesia

 

Sumber:

https://news.okezone.com/read/2014/11/24/65/1070137/sejarah-panjang-hari-guru-nasional  

 

Untuk memberikan komentar anda harus login terlebih dahulu

Komentar

Belum ada komentar :(