“Pemenuhan Gizi yang Seimbang, Sebagai Modal Kesehatan tumbuh kembang anak“
Oleh
Kategori Hari Besar
28 Februari ini merupakan Hari Gizi Nasional ke-62. Hari dimana dapat jadi momentum bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi demi kelangsungan hidup yang sehat dan berkualitas. Sampai saat ini pemenuhan gizi seimbang di masyarakat Indonesia masih menjadi PR bersama, karena di beberapa kalangan khususnya menengah ke bawah pemenuhan gizi yang seimbang menjadi suatu hal yang sulit untuk diwujudkan. Salah satu faktornya yaitu dari segi ekonomi yang kurang, menyebabkan sulitnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah memenuhi asupan gizi yang seimbang bagi keluarganya.
Gizi seimbang artinya, di setiap menu makanan harus mencakup nutrisi lengkap, baik itu makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien dari vitamin dan mineral. Namun, untuk membuat pondasi daya tahan tubuh yang kuat, kita harus fokus pada asupan protein atau yang biasa kita sebut 4 sehat 5 sempurna. Terlebih lagi, di tengah kondisi pandemi Covid-19 tentunya pemenuhan gizi seimbang menjadi kunci utama untuk menjaga kekebalan tubuh agar tubuh kita terhindar dari berbagai macam virus.
Ternyata permasalahan mengenai pemenuhan gizi yang seimbang banyak dirasakan juga oleh anak-anak yang tinggal di panti asuhan, hal ini berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan kepada beberapa pengurus panti di Indonesia. Terdapat berbagai macam faktor yang menyebabkan sulitnya pemenuhan gizi yang seimbang untuk anak-anak di panti asuhan, yaitu kondisi keuangan panti yang rendah, jumlah anak yang banyak, banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dan minimnya bantuan sosial untuk pemenuhan gizi yang baik bagi anak-anak di panti.
Beberapa pengurus panti menyatakan bahwa meski anak-anak di pantinya dapat makan 3 kali sehari, namun menu makan mereka tidak bervariasi dan bahkan jika sedang kesulitan hanya satu macam saja. Menu makanannya secara umum kalau pagi yaitu mie goreng, nasi goreng, dan Telor dadar. Makan siangnya yaitu tahu/tempe, sayur dan makan malam biasanya hampir sama dengan makan siang.
Sementara makanan yang jarang dimakan oleh anak-anak di panti yaitu ayam, makanan laut, daging sapi atau kambing. Bahkan untuk buah-buahan pun sulit untuk memenuhinya. Mereka hanya mampu membeli pisang atau jeruk, itu pun dengan kuantitas yang sedikit. Kemudian untuk minum susu pun sangat jarang, jadi sering diganti dengan teh manis sebagai pelengkap di menu sarapan mereka.
Bagi anak-anak di panti, mereka baru bisa merasakan makan dengan menu yang bervariasi, bergizi lengkap jika ada bantuan dari para donatur, seperti nasi kotak. Terlebih lagi untuk kebutuhan obat-obatan seperti vitamin, beberapa panti tidak sanggup menyediakannya karena tidak ada biayanya dan hanya menunggu bantuan datang saja. Melihat kondisi itu sangat memprihatinkan sekali bagi mereka di tengah pandemi seperti ini, karena jika tidak mampu memenuhi gizinya maka akan sangat rentan anak-anak terjangkit virus.
Maka dari itu melalui program Jumat Bergizi yang Kapiler Indonesia hadirkan sejak akhir 2019, diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pemenuhan gizi adik-adik binaan panti di Indonesia. Hingga awal tahun 2022, sebanyak 5000 anak di 196 Panti di Indonesia telah merasakan bekal gizi yang Sahabat Panti berikan. Dalam setiap penyalurannya adik-adik telah menikmati makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur, lauk, susu, buah-buahan dan camilan. Melalui momentum hari baik ini mari kita hadirkan bekal gizi kepada lebih banyak panti di Indonesia, dengan berdonasi di program Jumat Bergizi.