27 02-20

Tren Mukbang, Perlu Banyak Ditimbang

avatar

Oleh   Admin

Kategori   Program Panti Kebutuhan

Sahabat, kalian suka nonton video daring orang makan dalam jumlah besar atau istilah kerennya mukbang? Kalian tidak sendirian. Berdasarkan Laporan Year in Search tahun 2019 Google Indonesia, penelusuran YouTube dengan kata kunci ASMR meningkat hingga 3,9 kali lipat; kata kunci mukbang meningkat 2,6 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Konten eksperimen makanan dan minuman, terkhusus mukbang, sangat populer di Indonesia sepanjang 2019 kemarin.   

Ketikan kata kunci ‘mukbang’, ASMR makanan hingga ‘mukbang boba’ dan ‘minum 1 galon boba 5 liter’ dengan mudah memunculkan berbagai video dengan jumlah penonton yang banyak. Data dari Tubular Insights, tren menonton video mukbang meningkat pesat dari 85 juta penonton di Oktober 2017 hingga 138 juta penonton akhir April 2018. Berbagai kreator dengan konten serupa bermunculan, bahkan channel yang biasanya tidak membuat video mengenai makanan, seperti video "Minum 1 Galon Boba dalam 12 jam (5 Liter!!) Challenge" milik Titan Tyra, seorang beauty influencer berhasil meraup lebih dari 2,7 juta penonton.

Tapi tahukah sahabat?

Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 117 negara dalam GHI (Global Hunger Index) tahun 2019. GHI merupakan peringkat tingkat kelaparan dunia yang dipublikasikan oleh Concern Worldwide dan Welthungerhilfe, bertujuan untuk mengukur kelaparan di level negara, regional, dan global untuk meningkatkan kesadaran masalah gizi dunia.

GHI diukur dengan menilai 3 dimensi dan 4 indikator kesehatan masyarakat: kelangkaan sumber makanan (kelaparan pada anak dan orang dewasa), angka kematian anak (kematian di bawah usia 5 tahun), dan kurang gizi pada anak (kasus stunting dan wasting). Skor GHI Indonesia adalah 20.1 dan berada pada level kelaparan serius.  

Angka ini berada di atas skor negara sekitar seperti Malaysia (13.1), Thailand (9.7), dan Vietnam (15.3). Semakin tinggi skor GHI, semakin parah kasus kelaparan di sebuah negara. Mirisnya, mukbang biasanya melibatkan makanan dalam jumlah besar yang dikonsumsi oleh satu dua orang saja. Entah mereka kekenyangan, atau sisa makanannya berakhir di tempat sampah. Penonton video mukbang tidak melihat, ke mana sisa makanan itu pergi? Atau mengajukan pertanyaan mendasar: perlukah satu orang makan dengan jumlah sebanyak itu?  

Kesenjangan ini terlihat dalam sebuah video dokumenter dari Asian Boss tentang pedagang 'pagpag' atau makanan olahan dari sisa sampah makanan di Filipina. Mereka mencuci, membumbui, dan memasak ulang sejenis ayam sisa restoran cepat saji dari tong sampah dan menjualnya agar bisa bertahan hidup dari hari ke hari.

“Walaupun ketika kita tidak tahu (asal makanannya), rasa makanan ini tidak buruk, tapi tidak ada orang di bumi ini yang layak makan dari sisa sampah orang lain,” kata jurnalis Asian Boss Joshua.  

Lalu apa yang bisa dilakukan? Mulai pesan makanan secukupnya ketika makan di luar, tidak terlalu pilih-pilih menu, dan sebagai kreator, memilah pula konten yang ingin dibuat, bukan sekedar cari viral. Kamu juga bisa membantu adik panti asuhan mendapatkan makanan bergizi melalui program Jumat Berbagi Kapiler Indonesia.  

Untuk memberikan komentar anda harus login terlebih dahulu

Komentar

Belum ada komentar :(